Tulisan Ekonomi ke 4
- 1. Core business
Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa, perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, memiliki core business yang sama.Sebagai contoh:
- Perusahaan dibidang manufaktur, core businessnya adalah memproduksi produk
- Perusahaan jasa pengiriman core businessnya adalah pengiriman barang
- Perusahaan Perbankan core businessnya adalah proses pengambilan dan penyimpanan uang oleh nasabah.
- a. Nike core bisnisnya adalah memproduksi sepatu (keamanan, cleaning servivce, distributor merupakan jenis pekerjaan yang bukan merpakan core business, karena tidak ada kaitannya dengan proses produksi sepatu) sedangkan proses pembuatan tali sepatu, pewarnaan, uji coba kenyamanan merupakan jenis pekerjaan yang merupakan core business
- PT. Sari Husada core businessnya adalah memproduksi susu khususnya untuk Ibu hamil. dan balita, keamanan, cleaning service, distributor merupakan jenis pekerjaan yang bukan merpakan core business, karena tidak ada kaitannya dengan proses produksi susu dalam kemasan) akan tetapi riset dan pengembangan gizi, pengolahan, pengepakan merupakan core businessnya.
- Proses yang ada terkait langsung dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa;
- Perusahaan akan terancam eksistensi atau kemampuan berproduksinya, jika proses terkait terganggu; dan
- Pelanggan atau konsumen ”is willing to pay” (bersedia membayar, dalam arti kata “value for money”) kepada perusahaan untuk melakukan proses tersebut.
- Kegiatan yang secara tradisional dilakukan di dalam perusahaan
- kegiatan yang besrifat kritis terhadap kinerja bisnis
- Kegiatan yang menciptakan keunggulan kompetitif baik sekarang maupun diwaktu yang akan datang
- kegiatan yang akan mendorong pengembangan, inovasi atau peremajaan kembali.
- 2. Core competency
”Satu kesatuan skill dan teknologi yang memberikan konstribusi pada keunggulan kompetitif perusahaan”[6]selain itu juga dapat bermakna “Faktor tertentu yang menjadikan perusahaan menjadi terdepan, dengan memeliki beberapa kriteria sebagai berikut:
- memberikan manfaat bagi Konsumen
- Tidaklah mudah bagi pesaing untuk meniru
- Hal ini dapat memberikan ruang untuk memasarkan produk dan memperluas pasar”[7]
Suatu core competency dapat berbentuk seperti: kemampuan teknik, know-how, proses yang handal dan/atau hubungan dekat dengan pelanggan dan pemasok.termasuk juga pengembangan produk atau budaya, seperti dedikasi karyawan. Kompetensi inti adalah pembelajaran kolektif dalam organisasi, dan melibatkan bagaimana mengkoordinasikan beragam keahlian produksi dan mengintegrasikan berbagai aliran teknologi. Core competency memerlukan komunikasi, keterlibatan dan komitmen yang mendalam untuk bekerja melintasi batas-batas organisasi. Sedikit perusahaan kemungkinan untuk membangun kepemimpinan pasar dengan memiliki lebih dari lima atau enam kompetensi dasar.[12]
Untuk mengembangkan Core competency ini, perusahaan harus:
1) Memisahkan, kemampuan utama perusahaan dan menajamkannya melalui kelebihan yang dimiliki organisasi
2) Membandingkan, perusahaan dengan perusahaan pesaing yang memiliki persamaan keahlian, untuk meyakinkan bahwa perusahaan mengembangkan kemampuan yang unik.
3) Membuat peta strategi organisasi yang merangkai tujuan dari pengembangan kompetensi
4) Menguatkan komunikasi dan keterlibatan antar divisi yang memiliki kemampuan inti (core capabilities)
5) Mengalihdayakan, Noncapabilities kepada pihak yang ahli, untuk meningkatkan core competency
Core competency dapat digunakan untuk:
1) Mendesain, posisi kompetitif dan strategi yang bermanfaat untuk kekuatan perusahaan
2) Menyatukan unit dan fungsi bisnis, dan meningkatkan transfer pengetahuan dan keahlian diantara mereka.
3) Membantu Karyawan mengetahui prioritas manajemen.
4) Memutuskan dimana mengalokasikan sumber daya.
5) Membantu membuat keputusan, outsourcing dan penjualan.
6) Melebarkan, wilayah inovasi bisnis dan menghasilkan produk dan pelayanan baru.
7) Menciptakan pasar baru.
8) Meningkatkan image perusahaan dan membangun loyalitas konsumen.[13]
Hubungan core business dan core competency adalah dengan mengontrakkan non core business, sehingga para manajer perusahaan dapat lebih memfokuskan atau mengkonsentrasikan diri pada bisnis utama atau core businessnya, sehingga akan menghasilkan keunggulan komparatif yang lebih besar dan mempercepat pengembangkan perusahaan serta lebih menjamin keberhasilan. Dengan meningkatkan fokus pada bisnis utamanya, perusahaan juga akan mampu lebih meningkatkan lagi core competencenya.[14]
Berdasar uraian di atas jelas, bahwa core competency berada di dalam core business atau merupakan hasil pengolahan atau manajemen yang strategis terhadap core business,sebagai contoh:
- Nike mampu memproduksi sepatu yang nyama, desain, sesuai bahkan mempengaruhi selera pasar.
- TIKI, jasa pengiriman, dengan kualitas kecepatan. Memberikan jaminan dengan harga yang terjangkau.
- PT. Sari husada memproduksi susu, yang keamaana dan tingkat gizi yang terkontrol.
Hampir seluruh proses produksi sepatu nike dioutsorcing, ke berbagai negara, bahan baku, tenaga kerja, proses pembuatan sepatu sendiri, yang tidak di outsourcing hanyalah proses pembuatan desain. Desain ini merupakan distinctive core competency dari Nike. Desainer Nike bukan hanya terdiri dari orang-orang seni, namun juga para psikolog, olah ragawan, dokter orthopedic, konsultan motivasi, di samping masukan dari para eksekutif hebat dalam bidang pemasaran dan penjualan. sedangkan PT Sari Husada yang memiliki keunggulan dalam kualitas produk terkait dengan nutrisi dan gizi yang terkandung dalam produknya, melakukan outsource di bidang riset and developmentnya, Pusat Riset Inovasi & Nutrisi SGM didukung oleh ahli nutrisi, teknologi pangan dan mikrobiologi dari IPB dan Universitas Gadjah Mada.[15] Hal ini serupa dengan beberapa perusahaan farmasi di Amerika. 40 persen sampai 60 persen perusahaan di Amerika mengalihkan research and development kepada pihak ketiga yang dianggap lebih ahli [16]
Dewasa ini, outsourcing berkembang, outsourcing bukan hanya jenis pekerjaan yang non core business ataupun non core competency, tetapi juga pekerjaan yang merupakan core business ataupun core competency. Karena di erapersaingan yang sangat ketat ini, keunggulan kompetitif sangat diperlukan, inovasi dan differensiasi menjadi penentu kemenangan persaingan. Hal semacam ini, diperlukan kemampuan dan keberanian untuk melakukan outsourcing secara tepat. Termasuk mengalihkan core business ataupun core competency kepada pihak lain yang lebih ahli, dapat dipercaya dan perusahaan tersebut memang tidak diragukan dalam pengelolaan core businessnya.[17]
- 3. Strategi Outsourcing, Terkait Core Business dan Non core Business
Berikut matrix yang dibuat oleh, Komang Priambada, Praktisi dan konsultan outsourcing di Indonesia.
Gambar 3: Core Matrix
Core Matrix[18]
Critical
|
Outsorce considerable with expert and high control mechanism
|
Outsource only The Proven Expertise
|
NonCritical
|
Outsoure
Or
Die
|
Outsource NonCritical Activities, Managed The Core
|
Core matrix berarti sebuah proses atau keahlian merupakan kunci dari competitiveness atau yang membedakan perusahaan sendiri dengan kompotitor.
Critical Matrix berarti jika tidak dilakukan sesuai dengan standar operator prosedur (SOP) yang ada, maka beberapa risiko dapat terjadi antara lain: proses tidak dapat berjalan, kehilangan pegangan, kerugian perusahaan, bahkan sampai pada penutupan perusahaan.
Core adalah bagaimana perusahaan eksis (keberadaan perusahaan itu sendiri), dan critical adalah bagaimana perusahaan itu survive dalam bisnisnya (menyangkut pengelolaan perusahaan). Sebuah keputusan outsourcing selalu berdasarkan pada kedua situasi dinamis ini, yaitu core dan critical, yang dapat di kategorikan kedalam empat area yang berbeda yaitu: Noncritical dan non core, Non critical tapi non core, dan yang terakhir adalah critical dan juga core
- Kategori Non critical-Non Core
Berikut apakah Karyawan yang melakukan pekerjaan tersebit bisa digantikan dengan mudah? Perlu beberapa lama untuk mencari pengganti dengan tingkat pelayanan yang mirip yang tidak ada saat ini? Jika jawabannya adalah bahwa posisi ini dapat digantikan dengan tidak sulit, orang yang akan menggantikan cukup diberikan pengetahuan dasar dari pekerjaan tersebut, dalam satu atau dua jam sudah dapat menggantikan karyawan yang tidak hadir. Maka ini adalah non core
Contoh dari posisi dalam matriks ini adalah cleaning service atau office boy. Apabila office boy tidak dapat hadir karena suatu hal, Tentu perusahaan bisa jalan. Dan jika ingin menggantikannyapun mudah, tinggal kita mendatangkan pada pihak ketiga, pasti hadir seseorang dengan standar cleaning service, cukup ditunjukan dimana peralatan dan bagaimana hal pertama dibersihkan maka beres. Dalam posisi matriks ini, perlu dilakukan efisiensi dan efektifitas.
- Kategori Non core-Critical
Pekerjaan-pekerjaan yang masuk dalam kategori di atas,harus dipertimbangkan untuk outsourcing dan bahkan melakukan kerjasama yang lebih mendalam dengan perusahaan lain yang memiliki keahlian berbeda-beda.
- Kategori Non critical-Core
Contoh dalam hal ini adalah produksi hamburger. Sebuah Restoran hamburger, memiliki core produk hamburger yang tidak mungkin tanpa bun (roti bundar pipih yang menjadi bagian terluar dari hamburger) namun penyediaan bun tidak mesti menjadi hal yang critical lagi saat dimana-mana produk tersebut telah tersedia.
Contoh lain adalah bagaimana proses pergeseran posisi teller yang tentu adalah core dari sebuah bank, menjadi noncritical atau paling tidak berkurang level critical keberadaannya setelah munculnya mesin ATM. Bank, bukan lagi menempatkan ATM dimana cabang bank tersebut tidak ada, namun menempatkan ATM di cabang dimana bank tersebut beroprasi dalam jam yang sama, yang core di sini tentunya masih tetap proses pengambilan dan penyimpanan uang oleh nasabah, namun banyak bank menggeser prosesnya, misalnya, jika customer mengambil uang dibawah lima juta. Konsumen tersebut akan diarahkan untuk menggunakan ATM. Di sini terjadi pergeseran dari teller yang adalah core menjadi tidak lagi critical.
- Kategori Critical dan Core
Melalui diskripsi di atas, batasan pelaksaan pada hanya non core business dalam outsourcing, menjadi kabur dalam praktek. Outsourcing bukan hanya menjadi hal yang perlu melainkan hal yang dibutuhkan agar melalui outsourcing negara Indoneesia mampu membuka lapangan kerja dan menjadi negara yang mengambil bagian dalam outsourcing international (offshoring)
- Core business dan non core business menurut UU No 13 Tahun 2003.
Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: kegiatan penunjang adalah kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan alur kegiatan kerja perusahaan pemberi pekerjaan. Ataupun suatu kegiatan yang tidak menghambat proses produksi secara langsung artinya kegiatan tersebut adalah merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana biasanya. (Pasal 6 ayat 1 huruf c dan d Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP.220/MEN/X/2004)
Dari uraian di atas, ketentuan outsourcing hanya mengatur tentang kegiatan penunjang (non core business) secara sederhana. Walaupun demikian dapat diartikan bahwa suatu kegiatan yang tidak masuk dalam non core business adalah core business. Aktivitas yang dapat di outsource-kan adalah suatu aktivitas penunjang, atau bukan aktivitas bisnis utama perusahaan (non core activities atau non core activities business) sedangkan bisnis utama tetap dilaksanakan sendiri.
Sumber : http://breath4justice.wordpress.com/2012/01/09/core-business-dan-non-core-business-dalam-outsorcing/
Komentar
Posting Komentar