Tulisan Perekonomian Indonesia



Sejarah Multinational Company
Dalam ekonomi klasik, Adam smith mengatakan bahwa factor produksi (natural resources, human  resources dan capital resources) tidak bisa melewati batas negara. Ricardo tidak setuju dengan pendapat Adam Smith, menurut pendapatnya bahwa factor produksi dapat melewati batas Negara, yang tidak bisa bergerak natural resources tetapi bahan mentahnya bisa bergerak. Sehingga mulai muncul Multinational Company  yang bergerak kea rah Negara lain dengan motivasi :
1.       Raw material Seeker
2.       Market Seeker . pencarian pangsa pasar, beroperasi diluar negeri untuk memproduksi dan menjualnya di pasar luar negeri
3.       Cost Minimalizers Seeker (efisiensi biaya), dimana dengan melakukan investasi biaya produksi rendah pada penekanan biaya produksi. Dengan memaksimalkan profit dan meminimalisasi biaya. Dengan beroperasi di luar negeri maka prosuk sesuai dengan segmentasi, memperendah biaya, meningkatkan profit dan menekan resiko.
Tujuan Multinational Company
1.       Profit maximization trade off with cost minimization
2.       Memaksimalisasi kekayaan, dalam manager finance bagaimana mencari dana salah satunya bisa dengan meminjam dari bank serta bagaimana penggunaan dana tersebut secara maksimal dan menghasilkan return semaksimal mungkin.
Perusahaan multinasional (multinational corporations) adalah institusi bisnis yang berbasis di suatu negara, biasanya negara industri maju, yang memiliki cabang atau operator pendukung di negara lain. Dengan demikian, peruasahaan multinasional dapat kita definisikan sebagai institusi bisnis raksasa dengan modal besar yang beroperasi di seluruh dunia dengan fasilitas (peralatan) dan tenaga kerja yang dimilikinya sendiri. Walaupun tidak ada angka yang pasti tentang jumlah perusahaan multinasional, akan tetapi di seluruh dunia diperkirakan terdapat kurang lebih 10.000 perusahaan yang beroperasi. Mereka terdiri dari perusahaan – perusahaan elektronik, otomotif, tambang, dan sebagainya.

Bagi suatu perusahaan multinasional, yang terpenting adalah industri terus berjalan. Di dalam perusahaan multinasional, terdapat istilah industrial corporations, di mana barang-barang diproduksi di pabrik – pabrik yang terdapat di berbagai negara dan kemudian dijual kepada konsumen di berbagai negara pula di seluruh dunia. Keuntungan yang diperoleh tentunya akan mengalir ke induk perusahaan yang berbasis di negara industri maju di utara. Keuntungan yang diperolehnya jika diakumulasi dari sumber penjualan di seluruh dunia akan menjadi puluhan kali lipat dari modal yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barangnya. Maka, tidaklah mengherankan jika pendapatan seorang pemilik perusahaan multinasional bisa jauh lebih besar daripada pendapatan nasional sebuah negara di Afrika atau di Asia.


Untuk menjamin kelangsungan operasi bisnisnya, perusahaan multinasional biasanya akan memanfaatkan power yang dimiliki oleh pemerintah negara di mana perusahaan tersebut berbasis. Dengan power yang dimiliki, pemerintah negara basisnya dapat mengintervensi pemerintah negara manapun di seluruh dunia di mana anak perusahaan multinasional itu beroperasi.
Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing.  Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara mereka , dan untuk melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asing dalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan perusahaan mereka sendiri.
Multinational Corporations memiliki peran yang sangat kuat dan penting dalam proses pembangunan di Negara-negara berkembang atau Negara bagian selatan. Pengaruh dan kekuatan MNCs ini dapat dilihat dari ketergantungan Negara-negara berkembang kepada Negara-negara lain dalam hal teknologi, hal ini dikarenakan banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh Negara-negara berkembang tersebut seperti yang telah dijelaskan di atas.
MNCs sangat mengutamakan prinsip efisiensi, dimana MNCs memiliki kepentingan untuk memaksimalkan capital dan keuntungan yang telah diupayakan dengan seminimal mungkin dari pemanfaatan sumber daya yang ada. Efisiensi MNCs yang dilakukan di sini terbagi menjadi dua yakni, faktor permintaan dan faktor biaya. Faktor permintaan erat kaitannta denfan profit orientation yang ingin didapatkan oleh MNCs. Faktor biaya lebih menekankan bagaimana efisiensi dalam produksi dan distribusi dapat ditekankan dengan maksimal. Dengan biaya produksi dan distribusi yang dapat ditekan dengan maksimal maka akan berdampak dengan naiknya keuntungan dari MNCs.

Kesimpulan :

Multinational Corporate bukan sebuah agresi pada wirausahawan tetapi sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Perubahan-perubahan multi dimensi dan globalisasi telah membawa berbagai pengaruh dan dampak bagi negara-negara berkembang. Dalam Negara berkembang tersebut dapat menguntungkan bagi Korporasi. Multinasional/Multinational Corporations (MNCs) untuk menginvestasikan sumber daya modal mereka, dikarenakan oleh faktor rendahnya biaya tenaga kerja, kemudahan untuk mendapatkan sumber daya natural dan yang paling penting, adalah sebagai pasar untuk mendistribusikan produk mereka.




Wajah Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tak henti disorot dunia. Setelah Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan 6,2 persen tahun ini, laporan Citi terbaru memprediksi lebih fantastis.

Perekonomian Indonesia yang diukur dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diprediksi masuk 10 besar dunia pada 2025. Indonesia akan mengungguli dua kekuatan ekonomi Eropa, Prancis dan Inggris. Indonesia dinilai memiliki berbagai peluang di berbagai sektor untuk terus tumbuh.

Pemerintah Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 pun menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,8 persen tahun ini. Meski target tersebut cukup tinggi di tengah kondisi krisis global saat ini, pemerintah tak menyerah untuk menggenjot laju pertumbuhan ekonomi domestik itu.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 yang "hanya" 6,23 persen, dan di bawah target dalam APBN-P 2012 sebesar 6,5 persen, akan menjadi cambuk untuk memacu pertumbuhan selama 2013. Sepanjang 2012, produk domestik bruto Indonesia sudah mencapai Rp8.241,9 triliun.

Dalam laporan Citi terbaru bertajuk "ASEAN Economic Long View: Indonesia: En Route to a Top-10 World Economy by 2025" menunjukkan, pada 2025, pangsa pasar negara-negara berkembang terhadap PDB dunia diperkirakan naik menjadi 58 persen dari 39 persen pada 2012. Indonesia pada 2025 akan berada di posisi delapan.

"Pada saat itu, Indonesia diperkirakan masuk 10 besar ekonomi terbesar dunia mengikuti negara-negara berkembang lainnya seperti China, India, Rusia, dan Brasil," kata Country Economist Citi Indonesia, Helmi Arman, dalam laporan tersebut, Kamis 21 Maret 2013.

Pada 2025, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai US$4.000. Meski angka itu masih di bawah Malaysia dan Thailand, tapi lebih tinggi dibanding Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.

Derasnya investasi asing yang menyerbu ASEAN akan dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai negara paling besar di kawasan itu. Indonesia memiliki berbagai sektor unggulan yang masih bisa dikembangkan di hilir ataupun hulu, seperti otomotif, perbankan, telekomunikasi, semen, ritel, jalan tol, perkebunan, kawasan industri, dan properti.

Setiap sektor industri memiliki berbagai tantangan, seperti otomotif yang membutuhkan lebih banyak infrastruktur jalan, baik di Jakarta dan luar Jakarta. Upaya itu untuk menunjang tumbuhnya penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.

Tantangan di sektor perkebunan dan jalan tol, hambatan terbesar yang ditemui adalah pembelian lahan yang dapat mengganggu investasi asing. Khusus untuk sektor hilir perkebunan, Indonesia masih membutuhkan peningkatan pabrik pengolahan sawit yang selama ini masih dikuasai oleh berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura.

Berbeda dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina yang telah mengandalkan ekspor sektor teknologi serta manufaktur, ekspor Indonesia saat ini masih mengandalkan komoditas utama, yakni mencapai 50 persen. Indonesia harus menggenjot kinerja ekspor sektor lain dengan memanfaatkan investasi asing yang deras masuk ke Indonesia.

Untuk itu, pemerintah harus membenahi logistik dan infrastruktur yang masih buruk. Indonesia saat ini di peringkat 59 dalam World Bank's Logistics Performance Index, di belakang Filipina (52), Malaysia (29), dan Thailand (38). Syarat lainnya adalah stabilitas politik Indonesia.
Analis Citi masih berpandangan positif terhadap perkembangan politik di Indonesia. Hasil pemilihan gubernur beberapa waktu lalu menunjukkan kematangan demokrasi Indonesia. Ada keinginan kuat untuk memilih pemimpin baru dan tegas.

Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan dapat menahan godaan untuk memulai kebijakan populis yang dapat menghambat perdagangan dan arus modal asing menjelang 2014. Keputusan untuk membubarkan BP Migas beberapa waktu lalu menimbulkan ketidakpastian hukum dan membuat investor putus asa.

"Indonesia telah pulih dari krisis ekonomi 1998. Fundamental ekonomi dan politik saat ini telah kuat dan berada di jalur untuk menjadi negara maju. Kami percaya, untuk mencapai tujuan akhir, tidak bisa ditempuh dengan cara autopilot," katanya.

Layak Dipuji
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, memperkirakan, kondisi ekonomi Indonesia bisa tetap tumbuh dengan baik ke depan. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,2 persen tahun ini," ujar Koeberle di Jakarta, pekan ini.


Menurut dia, selama ini, ketahanan ekonomi Indonesia memang layak mendapat pujian, karena pertumbuhan relatif stabil meski kondisi perekonomian global melesu.

Koeberle menuturkan, Indonesia bisa meningkatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dengan membuat kebijakan yang tepat. Arus urbanisasi yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat dengan menyediakan lapangan kerja yang berkualitas.

Artinya, dia menjelaskan, pemerintah harus membuka lapangan kerja sebanyak mungkin untuk memberdayakan jumlah angkatan kerja yang makin hari kian meningkat.

Dalam laporan kuartal I-2013, Bank Dunia menyoroti sejumlah hal yang dapat menjadi sumber tekanan terhadap prospek ekonomi, antara lain perlambatan pertumbuhan investasi.

Koeberle mengatakan, risiko terbesar terhadap pertumbuhan jangka pendek berasal dari investasi dalam negeri yang berkontribusi 40 persen dari pertumbuhan pada 2012.

Beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) juga perlu diwaspadai. Bank Dunia mencermati bahwa subsidi BBM pada 2012 yang mencapai 2,6 persen dari pendapatan domestik bruto turut menambah tekanan terhadap neraca perdagangan luar negeri dan menjadi beban yang signifikan terhadap sektor fiskal.

Menurut data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2013, Bank Dunia mencermati adanya peningkatan tekanan-tekanan serupa, karena kebijakan ekonomi domestik.

Namun, Indonesia terbukti sebagai salah satu negara berkembang di Asia yang mampu bertahan di tengah hantaman krisis ekonomi global saat ini. Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan Indonesia berpotensi sebagai negara pemimpin dunia.

Chairman PT Bakrie Global Ventura, Anindya Novyan Bakrie, pun mengungkapkan pendapat senada. Pergeseran motor ekonomi dunia saat ini terus terjadi. Negara-negara besar di Asia seperti China, India, dan khususnya Indonesia mengemban harapan besar dunia, guna mengisi kekosongan pertumbuhan ekonomi yang masih negatif di sejumlah negara.

"Jadi, kepercayaan kepada Indonesia sangat besar, sangat tinggi. Terutama, tentang satu hal, karena stabilitas ekonomi dan politik yang baik," ujar Anindya di acara diskusi panel Globe Asia Power, belum lama ini.

Menurut Anindya, ketahanan fiskal di Indonesia yang kuat saat ini membuat stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah krisis global yang menghantam negara-negara berkembang lainnya di kawasan Asia.

Selain itu, dia menjelaskan, kuatnya fundamental ekonomi tersebut didukung dengan besarnya konsumsi domestik. Kondisi itu dapat menjadi pemikat negara-negara lain untuk terus berinvestasi di Indonesia.

"Ini semua membuat Indonesia mempunyai kesempatan untuk terus berkembang, bahkan menjadi salah satu pemimpin dalam pertumbuhan ekonomi dunia," tuturnya. (eh)
pada sejarah perekonomian indonesia, problem pada perekonomian sangat memprihatinkan untuk seluruh dunia. jika kita telusuri, penyebab utama nya karena faktor kelangkaan. Di Indonesia kita dapat melihat bahwa persoalan-persoalan ekonomi selalu muncul
dari penggunaan sumberdaya yang langka untuk memuaskan keinginan manusia yang
tak terbatas dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Akibat kelangkaan, maka
terjadi perebutan untuk menguasai sumberdaya yang langka tersebut. Perebutan
menjadi penguasa atas sumber daya yang langka bisa menimbulkan persengketaan
antar pelaku ekonomi bahkan bisa memicu perang baik antar daerah maupun antar
negara.
Ketidakpastian ekonomi global saat ini tentu harus dihadapi Indonesia dengan tantangan yang berat dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi seperti tahun lalu. Indonesia sendiri memiliki beberapa karakteristik yang tetap mampu mendongkrak ekonomi tumbuh dengan kuat. Namun, Indonesia juga memiliki beberapa kelemahan.
Kegiatan ekonomi manusia sebagai salah satu
kegiatan sosial manusia juga perlu diatur dengan hukum agar sumber daya ekonomi,
pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan
sisi keadilan bagi para pelaku ekonomi.
Perekonomian Indonesia yang diukur dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diprediksi masuk 10 besar dunia pada 2025. Indonesia akan mengungguli dua kekuatan ekonomi Eropa, Prancis dan Inggris. Indonesia dinilai memiliki berbagai peluang di berbagai sektor untuk terus tumbuh.

faktor faktor yang mempengaruhi perekonomian indonesia
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan faktor input dalam kegiatan
ekonomi. Namun demikian, pengertian sumber daya alam tidak terbatas sebagai
faktor input saja karena proses produksi. Sumberdaya alam menghasilkan barang dan jasa untuk proses industri yang berbasis sumber daya alam maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah tangga

2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang
besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Pada sejarah perekonomian indonesia, problem pada perekonomian sangat memprihatinkan untuk seluruh dunia. jika kita telusuri, penyebab utama nya karena faktor kelangkaan. Di Indonesia kita dapat melihat bahwa persoalan-persoalan ekonomi selalu muncul dari penggunaan sumberdaya yang langka untuk memuaskan keinginan manusia yang tak terbatas dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Akibat kelangkaan, maka terjadi perebutan untuk menguasai sumberdaya yang langka tersebut. Perebutan menjadi penguasa atas sumber daya yang langka bisa menimbulkan persengketaan antar pelaku ekonomi bahkan bisa memicu perang baik antar daerah maupun antar negara.
Ketidakpastian ekonomi global saat ini tentu harus dihadapi Indonesia dengan tantangan yang berat dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi seperti tahun lalu. Indonesia sendiri memiliki beberapa karakteristik yang tetap mampu mendongkrak ekonomi tumbuh dengan kuat. Namun, Indonesia juga memiliki beberapa kelemahan.
Kegiatan ekonomi manusia sebagai salah satu
kegiatan sosial manusia juga perlu diatur dengan hukum agar sumber daya ekonomi,
pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan
sisi keadilan bagi para pelaku ekonomi.
Perekonomian Indonesia yang diukur dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diprediksi masuk 10 besar dunia pada 2025. Indonesia akan mengungguli dua kekuatan ekonomi Eropa, Prancis dan Inggris. Indonesia dinilai memiliki berbagai peluang di berbagai sektor untuk terus tumbuh.
Hukum ekonomi dalam fungsinya adalah untuk mengendalikan dan membatasi kegiatan ekonomi supaya dalam pembangunan perekonomian tidak mengabaikan hak – hak dan kepentingan masyarakat. Didalam perngertiannya hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.

Hukum ekonomi Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Hukum Ekonomi PembangunanHukum ekonomi pembangunan adalah yang meliputi pengaturan dan pemikiran hukum mengenai cara – cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara nasional.
b. Hukum Ekonomi SosialHukum ekonomi sosial adalah yang menyangkut peraturan pemikiran hukum mengenai cara – cara pembegian hasil pembangunan ekonomi nasional secara adil dan merata dalam HAM manusia Indonesia.



http://fokus.news.viva.co.id/news/read/399277-saat-ri-jadi-10-besar-kekuatan-ekonomi-dunia
http://www.adipedia.com/2011/04/hukum-ekonomi-di-indonesia.html
http://bits.wikipedia.org

Komentar

Postingan Populer